Cerita Pilu Pelajar SMP

 



Akhir-akhir ini miris kita mendengar, membaca dan melihat, berita tidak menyenangkan tentang anak anak kita, dimana banyak sekali kasus yang menimpah pada anak anak, hal ini membutuhkan perhatian serius, tidak sedikit anak anak dipaksa menikah diusia dini karena mengalami kehamilan yang tidak diinginkan,  ada juga yang karena ketidak tahuannya  ada  anak yang melakukan aborsi, bahkan lebih mirisnya lagi membuang bayi yang dilahirkannya. 

 Dalam wawancara Televisi, M Joseph Misa Lato ,Pemerhati Perempuan dan Anak dari Kecamatan Asemrowo, Imbau Edukasi Anak tentang Hak Atas Otonomi Tubuh


SURABAYA - Pemerhati Perempuan dan Anak yang sekaligus relawan Penyuluh Sosial Masyarakat (Pensosmas) Jatim Joseph M Misa Lato mengimbau keluarga di Jatim untuk mengedukasi anak-anak dengan hak atas otonomi tubuh. 


Hal itu disampaikan Bang Jo, sapaan akrabnya, saat wawancara langsung di televisi, Rabu (15/9/2021).


Dalam kesempatan tersebut, Bang Jo yang juga aktivis perlindungan perempuan dan anak ini menyoroti tentang kasus pelajar SMP korban rudapaksa yang membuang bayinya ke sumur. 


Dia membeberkan, berdasarkan data tahun 2020, kekerasan terhadap anak 60 persen terjadi di dalam rumah tangga atau dalam rumah.


“Ini adalah fenomena gunung es. Jadi, anak harus dibekali dengan nilai tentang hak atas otonomi tubuh. Bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh oleh orang. Itu harus diajarkan pada anak sejak dini,” pesannya.



Menyikapi kasus yang terjadi di Banyuwangi tersebut, Bang Jo meminta keluarga, masyarakat, dan negara hadir untuk memulihkan hak-hak anak dan mengajak masyarakat untuk berpihak pada korban dengan tidak menghakimi anak secara moral.


“Pulihkan korban secara komprehensif, secara fisik dan psikis. Dampingi persoalan hukumnya dan tidak mengeluarkan anak dari sekolah,” pungkasnya. (lil) 


Komentar

Posting Komentar